Monday, October 19, 2020

Hari - Raya - Idul - Adha

 Assalamu'alaykuuuuuummm

Mumpung senggang hati dan senggang jari, mari kita cerita tentang beberapa bulan lalu, tentunya cerita bahagia. 2 bulan yang lalu, tepatnya 31 Juli 2020 dan bertepatan dengan hari raya Idul Adha, my hunny bunny Desy kucing siam gw melahirkan. Yeaaaayyyy

Desy berusia sama dengan anak kedua gw Untsa, jadi saat melahirkan anak - anaknya, Desy belum genap berusia 1 tahun. Anak abege kinyis - kinyis hamil dong. Khawatir ? pasti, secara ini pertama kalinya buat gw. Memelihara kucing sampai hamil dan melahirkan.

Seusai sholat Idul Adha hari itu, kebetulan gw sedang di Cilangkap. Desy dibantu pelihara oleh Ibu mertua gw, gw tau Desy sedang hamil besar dan sangat berharap gw bisa menyaksikannya. Alhamdulillah, kesampaian. 

Desy yang hari itu masih pecicilan, mulai uring - uringan. Kata Suami, nampaknya dia mau lahiran. Wow, excited sekali. Desy pun dimasukan kekandang, dan Si garong suaminya di pisah diluar. Gw khawatir anak - anaknya akan tersakiti kalau ada bapaknya didalam kandang.

Sekitar ba'da dzuhur Desy melahirkan anak pertama, berwarna persis dengan Bapaknya hitam dan putih. Hihihihi, lucu sekali pikirku, ternyata lahiran kucing mirip - mirip dengan lahiran anak manusia.  Anaknya masih berbungkus ketuban dan Ibu Desy mulai membersihkan cairan dan lapisan tipis yang melekati anaknya, dan terakhir ia memakan ari - ari anaknya.

Wow, itulah insting seekor ibu kucing, dan lagi-lagi seperti manusia, Desy benar - benar butuh asupan makan untuk memulihkan tenaga dan melahirkan anak kedua dan seterusnya. Maka lagi - lagi ia memakan ari - ari anaknya ( sama - sama butuh aupan energi hanya beda sumbernya saja ).

Anak kedua, ketiga, dan keempat pun lahir. Usai sudah perjuangan Desy melahirkan anak - anak di kehamilan pertamanya ini. Desy, ibu yang masih remaja namun instingnya sangat bagus. Terima kasih desy sudah melahirkan anak - anak bulu lucu dan menggemaskan bernama Hari, Raya, Idul, dan Adha.

Si Garong yang kini menjadi Bapak selalu siaga di depan kandang dan siap menerkam siapapun yang mengganggu Desy dan anak - anaknya. Gw yang hanya lewat untuk mengambil sandal pun tidak luput dari cakarannya, padahal biasanya Garong adalah kucing besar paling penakut yang pernah gw tau, disinilah gw lihat lagi-lagi insting orang tua kucing yang tak ayalnya manusia.

Belakangan gw baru tahu, kualitas induk sangat berpengaruh pada anak - anak kucing. Karena si garong adalah short hair berbadan kekar, maka anak - anak Desy dan Garong berbulu seperti ibunya dan perawakan seperti Bapaknya. 

Semoga selalu sehat anak - anak buluku,,



Saturday, January 4, 2020

Second gift

Wah udah 2020 aja.

Udah ngapain aja ? Udah dapet apa aja ? Gw ? Dapet anak lagi, hahahahaaa.

Gw minim cerita soal anak kedua, yang menurut gw euforianya gak se waw anak pertama. Bukan karena kurang bersyukur, lebih ke menjaga privasi. Makanya gw lebih suka nulis disini dibanding instastory, karena toh yang baca cuma 4L lo lagi lo lagi.🤣

Gimana ya, bisa dibilang anak kedua ini gak terlalu terencana (kok gak terlalu ? Karena niatnya nunggu mamas 4 tahun dulu) menjelang mamas mau 3 tahun malah emaknya hamiw, disyukuri geysss..

Mulai dari masalah biaya dulu ah, andalannya mamak-mamak pas hamiw yg dipikirib nomor 1 biayanya. Pak suami sudah pindah kerja, gak ada lagi asuransi kehamidunan & bersalin. Wadidaw, semua kocek dirogoh dari kantong pribadi.

Jaman mamasnya dulu, periksa weekend tanpa antri di poli eksekutif bukan masyalah. Pas adeknya ? Alamakjyan, mending antri deh biar bisa nabung buat biaya persalinan. Bukan di RS aja, periksa di puskesmas faskes I pun dilakoni, niatnya apa ? Selain hemat juga bisa minta rujukan bersalin pakai bpjs nantinya (BPJS lagi, BPJS lagi, emang dasar user budiman hahaha).

Bulan demi bulan dilalui tanpa kendala berarti persis mamasnya (Alhamdulillah). Sampai saatnya seminggu sebelum HPL memutuskan untuk membuat jadwal operasi caesar. Gw punya riwayat panggul sempit, mau anak kedua atau berapapun ukuran panggul tidak berubah. Tanpa banyak ca ci cu dan berfikir panjang, langsung cuss minta caesar.

Adek lahir tanggal 2 September 2019, melalui operasi caesar bpjs di RS Mitra Keluarga Kalideres. Semua pelayanannya terbilang rapi dan cepat, tidak bertele-tele urusan birokrasi. Alhamdulillah doa mamak Allooh kabul lagi dan lagi.

Selesai urusan administrasi gw sempat lihat rincian biaya yang seharusnya dibayarkan jika pembayarannya pribadi. Total operasi caesar dengan ruang ranap kelas I berkisar 35juta gaes. Mending buat beli perabotan adek. Hahaha

Selama dioperasi dan dirawat gw tidak dikenakan biaya sepeser pun, hebat ya bpjs (kuakan makin rajin bekerja untuk membayar iuran bpjs). Jadi biaya persalinan yanh dikhawatirkan diawel sejak divonis hamil pun ambyar, bisa buat jajan ina inu selama recovery. 😁

Adek manis diberi nama Untsa Anandyadhatu Shafi yang artinya perempuan anggun seperti ratu yang berhati jernih. Kalau kakaknya sering disingkat aidanshafi, adeknya untsadhatu cuma mamak gak ingin buatkan akun sosial media nya adek. Malas ekspos hahihu yang terperinci lagi kayak jaman mamas.

Alhamdulillah adek juga dapat rezeki asi, yang kami perjuangkan bersama tetes demi tetes, tidak seperti jaman mamas yang sudah menyerah duluan saat puting luka dan mamas banyak minum darah. Ternyata asi memang pantas diperjuangkan geys, sekarang mamak gak perlu repot bawa perintilan susu adek, karena selama  mamak makan dan minum yang cukup, adek juga akan mendapat asupan asi yang insya Allah cukup. Ah indahnya mengASIhi.

Wis mbalik maning ke 2020, anakku sudah dua. Meski terbilang sudah punya pengalaman, segalanya terasa kembali baru, kembali harus belajar dan menabung karena perintilan bayi makin kesini makin canggih dan worth to buy. Hahaha, salam mamak irit.

Lelah itu pasti, namun semua ada masanya. Semoga lelahku Allah jadikan catatan amal dan ladang pahala. Aamiiin



Tuesday, January 22, 2019

Self Healing

Bismillah,

Mau nulis yang agak serius ah, bebas deh mau dinilai negatif atau positif karena gw lagi self healing, berdamai dengan diri sendiri, berdamai dengan keadaan. Temen bilang, gw punya dunianya sendiri. Hmmm sebenarnya sih, gw sedang berfikir atau minimal gw mengobati diri gw sendiri tanpa mau merepotkan orang lain. But appreciate your care, friend.

Di sore nan mendung ini, mata gw berkaca-kaca. Lagi-lagi gw menyadari betapa kurang bersyukurnya gw sebagai makhluk Allooh yang diciptakan sempurna tanpa kurang suatu apapun.

Kemarin saat berangkat kerja dan pulang kerja, gw kehujanan. Jadi helm dengan sengaja gw tinggal dirumah mamah. Pagi tadi, dasarnya si pelupa ini ya udah kesiangan lupa pula ambil helm.

Suami bijaksana pun bertanya dengan sabar "mau diambil dulu helmnya?" dan dengan ketus gw menjawab "gausah, udah siang". Sepanjang jalan, suami terus mencari jalur yang sekiranya aman meski tau kondisinya tetap berbahaya karena istrinya yang pelupa dan keras kepala ini tidak memakai helm.

Gw sampai di kantor dengan selamat, gw sedih. Lagi - lagi gw kurang bersyukur, bahkan hal - hal yang terlihat jelas perlu di syukuri gw lalaikan.

Hal - hal kecil seringkali terlewat untuk disyukuri dan dimaknai, begitu pula kehidupan yang terus menerus gw salahkan. Sang pemberi kehidupan yang terus menerus gw keluhkan "kenapa harus gw, kenapa semua ini gak adil".

Gw terduduk lesu, mundur ke beberapa waktu sebelumnya. Gw jarang bisa mengingat hal-hal yang terjadi dalam mimpi saat tidur. Namun, gw dengan jelas mengingat mimpi tadi malam.

Gw berada dalam satu ruangan yang seisinya dalam kondisi menangis tersedu. Gw gak lantas ikut menangis, gw diam terpaku sambil dalam diri mengingat semasa hidup betapa jahatnya manusia yang kini terbujur kaku dihadapan gw.

Entah apa yang membuatnya berpulang untuk selamanya. Gw tetap diam, gamang harus berbuat dan merasakan apa. Bahagiakah ? Sedihkah ? Yang gw ingat, gw beryukur. Gw lulus. Lulus dari ujian Allah melalui manusia jahat ini.

Ada bongkahan besar yang akhirnya bisa gw pindahkan, beban yang selama ini menggeluti serasa bisa gw letakkan, dan masa depan cerah gw terang benderang di depan sana.

Gw terbangun, istirja dan bergegas mengambil wudhu untuk menunaikan sjolat subuh. Selesainya, gw terdiam lantas menangis terisak. 

Ternyata, dalam diri ini menyimpan dendam. Allah hadirkan ia dalam mimpi sebagai pengingat.

Astagfirullah,

Kenapa gw harus membenci jika bisa mencinta ?
Kenapa gw harus berdo'a yang buruk ketika do'a baiklah yang Allah kabulkan ?

Astagfirullah,

Tidaklah lebih melegakan mematahkan pohon tua yang menghalangi jalan cahaya menuju jendela, ada makhluk Allah lainnya yang membutuhkan ia tetap ada di dunia ini.

Tidaklah sesuatu terjadi di dunia ini, tanpa seijin Allah dan tugas sebagai makhluk adalah mensyukuri segala kebaikanNya.

Gw berdamai dengan keadaan.

Berdamai dengan takdir Allah.

Mencintai diri sendiri.

Bersyukur dengan segala yang Allah berikan dan gariskan.

Semoga istiqomah.


Aamiiin...

Wednesday, January 16, 2019

Andai gak pakai BPJS

Duh masih ingin bahas BPJS, belum bosen. Hahaha,

Staff penanggung jawab BPJS di kantor bisa kerjasama nih sama gw sebagai pengguna aktif manfaat BPJS, bantu-bantu sosialisasi.  #yakeleus

Kemarin, gw jadi pengguna BPJS (yang budiman) lagi. Tepat pukul 07.27 gw sudah sampai di puskesmas kecamatan cengkareng dengan berbekal kartu bpjs dan ktp. Tujuannya ? mau cek darah dan urine.

Biasanya, gw ke puskesmas sesuai faskes di kartu peserta BPJS gw yaitu kel. Kapuk II tapi kemarin gw langsung ke kecamatan disertai dengan segala kecemasan apakah gw akan diterima disana. Wkwk

Ternyata, bisa gaes. Tenang aja, diterima kok di kecamatan. Cuma dokternya bilang, nanti kontrol kalau kejauhan ke kelurahan saja ya (penolakan secara halus).

Inti cerita gw kali ini adalah, secara bersamaan salah satu teman gw melakukan pengecekan yang sama di salah satu rumah sakit swasta jakarta barat dengan prosedur yang sama diluar obat dan diluar biaya dokter. 

Berapa biaya yang diperlukan ? IDR 1.700.000,- dirumah sakit swasta tersebut, dan IDR 0 di kecamatan. Mendadak ku merasa perjuangan gw jauh-jauh dan pagi-pagi dari rumah ke kecamatan gak sia-sia.

Kalau bicara soal pelayanan sih ya jelas beda RS swasta dengan puskesmas, gw butuh 5 jam untuk menyelesaikan semua prosedur pengecekan dan pembacaan hasil beserta berkas pengecekan yang bisa langsung dibawa pulang. Biaya pengecekan gratis, tapi jajan gw yang banyak. Hahaha

Jadi kalau waktu nya longgar, silahkan dimanfaatkan ya kartu BPJS nya, jangan dibiarkan nganggur apalagi tiap bulan gajimu dipotong untuk membayar iuran BPJS tersebut. Gak harus nunggu sakit, cek/kontrol rutin juga diterima dengan baik oleh para petugas.

Gak dibeda-bedakan baik BPJS yang gratis atau yang bayar. Semua alur nya sama. 

Dah ya, sampai jumpa di pembahasan gw selanjutnya sebagai pengguna BPJS (yang budiman).

Assalamu'alaykum 😇

Tuesday, January 1, 2019

Manfaat pengguna BPJS Non PBI

Ada yang masih bingung atau merasa rugi membayar iuran BPJS (yang sifatnya wajib) ?

Mari kita berbagi kisah pemegang kartu/pengguna BPJS.


BPJS sendiri terdiri dari beberapa kategori, PBI (Penerima Bantuan Iuran) dan Non PBI (Bukan Penerima Bantuan Iuran).


BPJS PBI dibagi menjadi dua yaitu Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu, masing - masing mendapat fasilitas rawat inap kelas III dan tidak dikenakan biayan iuran bulanan.


Sedangkan untuk BPJS Non PBI, dibagi menjadi tiga yaitu ;


1. Pekerja penerima upah (PPU), peserta BPJS Badan Usaha atau yang ditanggung oleh perusahaan dengan pesaran iuran 5% gaji (1% dari karyawan , dan 4% dari perusahaan). Gaji per bulan menentukan kelas kepesertaan BPJS PPU, gaji <5.000.000 per bulan kelas II, dan gaji >5.000.000 per bulan kelas I.


2. Pekerja bukan penerima upah (PBPU).


3. Bukan pekerja (BP) , peserta dapat menentukan kelas kepesertaan (I, II, dan III) berdasarkan iuran yang dibayarkan secara mandiri setiap bulannya.


Dulu awal-awal sosialiasi di kantor tentang BPJS Kesehatan gw agak sedih, karena selama ini dari kantor memberikan fasilitas Asuransi kesehatan tanpa dipotong dari gaji, sedangkan BPJS Kesehatan 1% iurannya dipotong dari gaji dan kantor tidak bisa menanggung double fasilitas kesehatan. Begini skema nya ;


>> Sebelum BPJS Kesehatan

1. Asuransi kesehatan swasta (ditanggung perusahaan).
2. Reimbursement kesehatan (ditanggung perusahaan).

>> Saat BPJS Kesehatan diberlakukan

1. Asuransi kesehatan swasta (ditanggung karyawan 100%) tidak wajib.
2. Reimbursement kesehatan (ditanggung perusahaan).
3. BPJS Kesehatan (1% ditanggung karyawan, 4% ditanggung perusahaan) wajib.

Sebenarnya secara keseluruhan masih menguntungkan buat gw, cuma ya namanya pasukan tanggal muda 1% berkurang juga lumayan berasa terlebih untuk urusan administrasi penggunaan manfaat itu akan bertele-tele. Tapi belakangan ini, gw merasakan indahnya jadi peserta BPJS Kesehatan, hahaha.


Kurang lebih satu minggu gw bolak-balik ke puskesmas faskes I karena demam dan diare tak kunjung usai.Terakhir gw diberi rujukan untuk cek darah ke puskesmas kecamatan yang fasilitasnya lebih lengkap. Gw fikir prosesnya akan lebih dari satu hari, ternyata yang lama hanya di faskes I karena antrian administratif sedangkan proses cek darah berlangsung hanya kurang lebih satu setengah jam sampai gw menerima hasil lab.


Sesampainya dirumah gw sholat dan makan siang untuk kemudian balik ke faskes I baca hasil lab. Dokter faskes I juga masih standby dan gak pakai antri, huuu indahnyaaa.. Karena kondisi badan gw yang belum memungkinkan untuk datang ke kantor seperti biasa, gw tetap ambil cuti.


Untuk proses faskes I dan lab faskes lanjutan gw tidak dipersulit dan tidak dikenakan biaya apapun, di kertas rujukan gw ditandai Non PBI karena menggunakan BPJS dari perusahaan. Padahal sebelum ke faskes lanjutan gw sempat mampir di ATM untuk ambil cash.


Sebelumnya, nyokap gw pernah menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan untuk cek darah juga, dengan prosedur yang sama dengan gw yaitu rujukan dari faskes I tetapi di faskes lanjutan nyokap gw dikenakan biaya IDR 140.000 untuk cek darah dan rujukan ditandai Non PBI juga.


Sempat petugasnya bilang, Ibu dikenakan biaya karena BPJS Kesehatan Ibu adalah BPJS mandiri. Nyokap sempat marah karena merasa rutin membayar iuran bulanan BPJS tetapi pelayanannya dibedakan dengan BPJS PPU(perusahaan). Setelah ditelaah lagi karena perbedaan manfaat nya juga beda, waaaah ini sih mending urus berkas untuk jadi tanggungan perusahaan anak-anaknya.


Karena BPJS PPU bisa menanggung 5 anggota, selain diri sendiri. Jadi 1% potongan gaji kita dapat menanggung 5 peserta dengan kelas yang sama sesuai kelas penanggung. Dulu nyokap bikin BPJS mandiri dan semua didaftarkan karena wajib dalam 1 KK, gw masih ikut KK nyokap dan semua harus dalam kelas yang sama yaitu kelas I. Tiap bulan nyokap dan adek bayar iuran secara mandiri untuk kelas I. Lumayan yeeee..


Meski dalam satu KK yang sama waktu itu, gw tetap tidak bisa menanggung kepsertaan BPJS Kesehatan keluarga karena perempuan di kantor gw dianggap single tidak bisa menanggung (sejujurnya gw gak ngerti ini aturan darimana) karena di kantor lain, adik gw perempuan pun bisa menanggung BPJS Kesehatan keluarga sesuai aturan pemerintah.


Sekian curcol gw menjadi peserta BPJS Non PBI, semoga kedepannya semakin banyak warga negara yang terbantu dengan adanya sistem BPJS ini.

😊😊😊

Wednesday, November 28, 2018

You Get Things Wrong

Belakangan ini gw sering merasa insecure atas apa yang gw tulis, salah kah ? negatif kah ? Pokoknya banyak what if dikepala gw. Dari sekian banyak what if di kepala gw yang end up dengan What am I going to do?
Tetapi dari sana akhirnya gw berfikir, wah I'm so stupid to letting other people's opinion control me.Yeaaaa, when I give too much credence to other people's opinions I'm basically telling my true self to fuck-off.

When other people approve of me and my decisions? I feel great!
When other people disapprove of me ? I feel like crap.
I end up becoming a slave to what other people want, running arround trying to please everyone with every decision. Gw gak pernah bisa menjadi diri sendiri and assume that other people know better. Aaah poor me.

Karena hal ini pula I have to develop new habits even it takes time to stop people pleasing turns into me squashing my own desires. What is that ? Stay away from negative people who make me depressed and the only they can see are the bad in everything and never satisfied. Kasarnya, kita baik aja banyak yang gak suka apalagi jahat, nah ini tipikal yg cuma bisa ngeliat kejelekan orang (re: nyinyir).

Meski begitu, i want to express my negative in positive way, mature way. Karena hidup itu kan up and down yah, gak selamanya kita bisa feeling happy. Setiap orang punya masalahnya masing-masing, bedanya ditunjukkan atau engga dan jika ditunjukkan pun bagaimana cara menunjukkannya untuk tidak impact negatif ke orang lain. Menjadikan kesalahan kita pembelajaran untuk orang lain, malah yang ada kebahagiaan diatas kesalahan dan penderitaan kita. Hahaha ooh people nowadays.

Kayak misal ketika aidan yang selalu dalam kondisi fit tiba-tiba ada demam, i want to express how I feel tapi malah dibilang anak sakit kok update status. Atau ketika suami dapat promosi jabatan, i want to express how i feel eh tiba-tiba ada yang pinjam uang dan maki-maki ketika kita bilang belum bisa. Nah mental-mental ini yang gw merasa perlu diubah, diperbaiki. Kenapa people tend to use other condition for advantages.

Suatu ketika, seseorang membahas tulisan gw dan menyimpulkan bahwa kehidupan gw sangat tidak bahagia.
Padahal hanya satu artikel dari sekian banyak tulisan gw yang lain, dan itu pun gw gak sedang menceritakan how terrible my life was.
Ya gak mungkin juga kan, gw menulis panjang lebar hanya untuk membuat orang lain terhibur dan tertawa atas penderitaan gw.

You know, I can’t guarantee you that I won’t get angry, sad or envious or feel any other negative emotions.
But what I can 100 % guarantee that my negative feelings won’t do any damage to other.
Every single person on the planet has to deal with negative emotions. It's okay to feel negative emotions, the problem is when they cause damage.

Bicara baik-baik yuk, let's start with emotional awareness.
Sadari asal masalahnya, prepare rational intervention and prevents from suppressing emotion.
Jangan ada backfire diantara kita nantinya.
#Tsah

Monday, January 22, 2018

Nico - Louis - Flo melawan Panleukopenia - Distemper - FVP si Virus Super Jahat

Sebelumnya, saya ceritakan dulu. Saya baru mengadopsi kucing dari seorang breeder di Depok. Saya tinggal di Bekasi dan sehari-hari Saya dan Suami bekerja diluar. Jadi rumah dalam kondisi kosong jika kami pergi kerja.

Tanggal 26 Desember 2017 Saya pertama kalinya mengadopsi Nico, ras Norwegia mix Persia. Usianya 3 bulan saat saya adopsi. Nico sehat, lincah, dan pintar saat kami adopsi. Tipikal kucing yang sangat friendly dengan manusia. Ia sangat dekat dengan anak saya yang masih batita. Bahkan mereka tidur bersama dalam satu kasur. Hahaha



Di hari ke-10 saya adopsi Nico, ia mulai menunjukkan gejala aneh. Pada saat itu masih hari kerja, hari kamis saya ingat. Sepulang kerja saya memukan feses lembek dilantai dengan beberapa spot cairan agak lengket dan berbuih. Saat itu saya tidak paham kenapa Nico poo sembarangan. Akhirnya saya masukkan Nico ke kandang sembari membersihkan lantai, barulah ia menunjukkan darimana asal buih itu. Ternyata dia muntah, tenggorokannya seperti tercekat untuk berusaha mengeluarkan isinya.

Saya googling informasi alasan kucing muntah berbuih, dari artikel yang saya baca salah satunya menybutkan bahwa kucing keracunan. Ah saya ingat, ia menjilati air jatuhan saya saat mengangkat cucian pakaian untuk dikeringkan di mesin cuci, juga 2 hari sebelumnya saya sempat menyemprotkan baygon di dapur yang terletak bersebelahan dengan saya meletakkan kandang. Mungkin Nico keracunan bahan kimia.

Saya bersihkan semua tempat makan, minum, kandang, serta area bermainnya. Ia banyak minum dan lesu, nafsu makannya juga berkurang drastis dengan tetap terus muntah dan pupnya semakin lembek dan terakhir cair. Hal itu terus berlangsung selama dua hari, dan pada hari ketiga dipagi hari ia bertingkah aneh dengan ditemukan tetangga saya mandi dengan air buangan dari mesin cuci. Ia semakin lemah, dan hanya selang beberapa menit sebelum saya membawanya ke dokter hewan, Nico pergi. Dia hilang, entah dibawa orang atau memang pergi meninggalkan saya.

Sehari, Dua hari, Tiga hari, Saya terus mencari namun Nico tidak kembali. Saya hanya berharap seseorang yang menemukannya adalah orang yang sayang padanya karena Nico dalam keadaan sakit pada saat itu. Hari - hari Saya dan keluarga bersama Nico hanya 12 hari, dengan 3 hari terakhir ia dalam keadaan tidak fit dan sakit. Sungguh waktu yang begitu singkat.

Tanggal 10 Januari 2018 saya kembali mengadopsi kucing dari breeder yang sama dan ras yang sama serta usia yang sama. Hanya berbeda warna bulu dengan Nico. Saya memberinya nama Louis. Louis lebih banyak dapat sifat norwegianya dibanding Nico. Ia suka memanjat, bahkan atap kandang pun ia panjat. Super aktif dan aktraktif. Louis sangat aktif, ah seandainya Nico masih disini pasti ia senang punya teman yang super aktif. Jadi ia gak kesepian saat kami tinggal kerja.


Louis sangat sehat dan baik-baik saja ketika datang dirumah kami, terlebih dia sangat senang ketika tanggal 14 Januari 2018 kemarin saya adopsi Flo dengan ras full persia. Sengaja, biar Louis ada temannya dan gak kesepian seperti waktu Nico yang kami tinggal kerja sehari-hari. Flo baru berusia 8 minggu ketika kami adopsi, masih sangat kecil dan seharusnya masih menyusu pada induknya. Bahkan ia belum bisa poo/pee di litter box, jadi dalam beberapa hari kami harus berkali-kali mengepel lantai untuk membersihkan urine dan fesesnya dilantai. Breedernya kurang terbuka pada kami, ternyata ia masih sangat kecil dan kondisi bulunya juga tidak sebaik Nico dan Louis. Tapi kami tetap mengadopsinya, kami menganggap menyelamatkan Flo dari breeder yang kurang bertanggung jawab.


Louis dan Flo selalu menyambut kami dengan naik ke kusen jendela ketika kami pulang, entah ia mengenali bau kami atau ia mendengar langkah kami atau suara kami membuka kunci pintu. Sangat lucu, menggemaskan. Oh iya, baik Nico, Louis, dan Flo belum ada yang kami vaksin karena kami berfikir agar mereka beradaptasi dulu dirumah kami baru ketika benar-benar fit kami bawa mereka ke vet untuk di vaksin.

18 Januari 2018 kebetulan saya mengambil cuti karena ada urusan keluarga, Alhamdulillahnya bisa cepat selesai setelah jam makan siang dan segera kembali kerumah kebetulan suami dan anak saya juga sedang dirumah jadi bisa quality time.

Tetapi alangkah sedihnya ketika itu kami menemukan Louis muntah cairan berwarna kuning dan berbuih sama persis seperti Nico. Ia duduk dalam kondisi sedeku (kaki depan dilipat kedalam). Ia juga melakukan kebiasaan aneh yaitu pee sembarangan seperti Flo. Saat itu kami masih mengasumsusikan bahwa itu adalah efek keracunan bahan kimia. Saat itu kondisi keuangan sedang tidak baik karena dalam kurun waktu berdekatan kami mengadopsi 3 kucing, sehingga kami tunda memeriksakan Louis ke dokter hewan.

Kami coba grooming dia dengan harapan kasih sayang kami tersalurkan padanya, agar ia semangat untuk menjadi lebih baik. Ia masih muntah berbuah warna kuning dan pup benar-benar air dan berwarna pink seperti tercampur darah. Akhirnya Saya berikan minyak telon di perutnya ketika malam hari sebelum tidur, ia bangun dan berlari menuju jendela, ia juga loncat ke kusen jendela setelah mencoba 3x namun gagal dan akhirnya saya bantu menaikkan ia ke kusen jendela. Ah senangnya, mungkin ia semangat untuk beraktifitas lagi hanya saja ia masih lemah jadi ia tidak kuat naik ke kusen.

Hari semakin malam, ketika hampir jam 1 dinihari Saya memasukkan Louis dan Flo ke kandang kemudian mematikan lampu, dengan harapan mereka beristirahat. Saya masih mendengar ia terus mengeong bahkan tak jarang mencoba mendobrak kandang. Hiks, kasihan. Tapi ia dan kami perlu istirahat untuk hari esok. Saya sempatkan juga untuk shalat malam dan tilawah dikamar samping ruangan kandang mereka. Saya benar-benar berharap Louis bisa menemani kami lebih lama.

Pagi harinya tepat ketika adzan Subuh saya bangun, Saya melihat Flo yang kelaparan (seperti biasanya) bangun tidur ia akan makan dengan lahapnya, sedangkan Louis tertidur di litter box. Saya coba ketuk kandang, Flo langsung menengok dan berharap dikeluarkan dari kandang, sedangkan Louis tetap tertidur di Litter box. Saya tinggalkan mereka untuk beribadah Sholat subuh terlebih dahulu, seraya berdoa untuk kesehatan Louis dan Flo.

Setelah sholat saya kembali menuju kandang dan membuka pintu, Flo langsung berlari  keluar dan saya coba bangunkan Louis. Betapa terkejutnya Saya ternyata Louis sudah terbujur kaku didalam litter box dan sudah ada beberapa semut mengerubungi matanya. Saya bergegas memberitahu suami saya, dan iapun bercerita bahwa dinihari ketika saya sudah tertidur ia mengeong semakin lemah namun berusaha mendobrak kandang semakin kencang. Louis berpulang di hari Jum'at, 19 Januari 2018. Tidak sampai 24 jam sejak kami temukan gejalanya, ia telah tiada.


Saya dan suami berasumsi Nico dan Louis memang mau pergi meninggalkan kami sebelum akhirnya mereka meninggalkan dunia ini. Itulah mengapa Nico pergi menghilang entah kemana, dan Louis berusaha lompat keluar melalui jendela dan berusaha keras mendobrak kandang untuk dapat keluar. Suami yang sebelumnya sudah lebih berpengalaman memiliki kucing peliharaan sudah pernah ditinggalkan seperti itu ketika kucingnya sudah tua. Ia pergi meninggalkan pemiliknya sebelum meninggal.

Saya kuburkan Louis di tanah kosong didekat rumah pagi-pagi sekali tidak lama setelah saya menemukan ia sudah tiada. Saya tetap berangkat kerja dengan hati yang campur aduk, saya mual dan kepala saya pusing. Saya tidak menyangka bahwa Louis juga akan meninggalkan saya secepat itu. Hanya dalam 10 hari kebersamaan kami, dengan hanya beberapa jam saja kami temukan ia sakit.

Didalam perjalanan menuju kantor, suami mengabari saya via whatsapp bahwa mungkin Nico dan Louis terkena Panleukopenia beserta artikel-artikel pendukungnya, virus yang sangat sangat sangat mengerikan dan berbahaya yang dapat mengakibatkan kematian dalam waktu begitu cepat. Saya pun googling sesegera mungkin sebanyak-banyaknya informasi mengenai panleukopenia pada kucing. Astagfirullahaladzim, benar semua gejala yang ditunjukan Nico dan Louis mengarah pada Panleukopenia.

Panleukopenia adalah virus yang menyerang usus kucing, sangat mudah menular (pada sesama kucing, tidak ke manusia) melalui udara, feses, urine, dan vomit. Karena yang diserang adalah usus sehingga gejala yang ditimbulkan utamanya pada pencernaan dan menyebabkan nafsu makan menurun bahkan idak mau makan sama sekali. Jadi kalau kucing peliharaan kita menunjukkan gejala ;

1. Lesu dan tidak semangat bahkan tidak mau bermain
2. Nafsu makan menurun bahkan tidak mau makan sama sekali.
3. Tidak mau minum atau bahkan banyak minum tetapi tidak mau makan (efek rasa dehidrasi)
4. Duduk dalam kondisi kaki tidak ditekuk kedepan melainkan ditekuk kedalam (menahan rasa sakit dalam tubuhnya)
5. Bertingkah laku aneh, seperti menyukai tempat-tempat dingin bahkan tidak sensitif ketika terkena air. Juga poo/pee/muntah disembarang tempat karena tidak lagi dapat menahan hasratnya sebelum sampai di litter box.
6. Muntah dan fesesnya lembek bahkan cair dan dalam kondisi kritis fesesnya bercampur dengan darah, tanda ususnya sudah benar-benar rusak. Feses biasanya sangat berbau dengan bau yang beda dengan biasanya (saat sehat)
7. Demam atau suhu tubuh dibawah normal, cara mudahnya pegang kepala kucing dengan mengatupkan kedua telinganya jika terasa panas ia dalam kondisi demam taau periksakan menggunakan termometer lebih akurat.
8. Nafas terasa bau busuk karena ada sariawan dalam mulutnya akibat dari kurangnya asupan makanan dan air.

Segera periksakanlah kucingmu ke dokter hewan, jangan pernah menundanya, semakin cepat ditangani akan semakin baik dan harapan untuk sembuh semakin besar. Percaya dirilah, meski di banyak artikel kesempatan penderita panleukopenia untuk sembuh hanya 10 sampai 25% atau dengan kata lain lebih dari 75% nya berujung pada kematian.

Pada saat saya menemukan fakta-fakta panelukopenia. Saat itu juga saya mencari informasi veterinary terdekat dari rumah di Bekasi. Saya menemukan informasi mengenai Drh. Cut Nurmaini yang membuka praktek veterinary berjarak 1 Km dari rumah saya. Review tentang beliau juga semuanya positif. Saya langsung menhubungi beliau via whatsapp, bersyukur ia buka praktek hingga jam 8 malam sehingga memungkinkan saya untuk bekerja terlebih dahulu dan pulangnya baru membawa Flo untuk diperiksakan atau di vaksin.

Berikut kontak dokter Cut :
Drh Cut Nurmaini  
Address: Jalan Gabus1 No 13 Perumnas 2, Kayuringin Jaya, Bekasi Sel., Kota Bks, Jawa Barat 17144
Hours: Open · 10AM–9PM
Phone: 0813-9930-2472

Jam 19.00 saya sudah sampai dirumah, saya hubungi kembali dokter Cut untuk menanyakan apakah beliau masih di klini, namun ternyata beliau ada urgent oncall sehingga baru saja meninggalkan klinik. Ah sedih, namun yasudah toh beliau informasikan untuk besok pagi-pagi langsung bawa Flo untuk diperiksa oleh beliau.

20 Januari 2018, Flo diperiksa oleh dokter Cut. Flo tidak dapat divaksin karena kondisi tubuhnya tidak fit, dan kemungkinan besar sudah terjangkit panleukopenia karena satu kandang , dan berbagi tempat makan juga minum dengan Louis. Terlebih ia masih sangat bayi, dan sangat rentan terjangkit virus karena daya tahan tubuhnya kurang baik. Flo di vonis panleukopenia, chlamydia mata, dan juga ear mites. Lengkap sudah !

Karena suhu badan flo dibawah rata-rata yaitu 37 C, sedangkan suhu normal pada kucing adalah 38-39 C. Flo dimasukkan kedalam kandang dan dihangatkan dengan bohlam kuning 60 watt. Dokter bilang nanti dirumah juga diaplikasikan seperti itu dan harus bohlam kuning 60 watt karena jika yang lain tidak akan efektif.

Dokter memberikan obat minum pertama dan menunjukkan saya cara memasukkan obat ke mulut flo. Duh kebayang sulitnya, karena flo masih sangat kecil, rongga mulutnya masih sangat kecil. Dokter menyarankan Saya untuk pulang dan kembali ke klinik setelah sholat magrib. Flo harus dirawat dulu di klinik karena ada 4 obat yang harus dikonsumsi dan jarak antar obatnya adalah 40 menit. Saya pulang dengan rasa galau, antara harus sedih atau senang.

Sedih karena Flo begitu banyak terjangkit virus dan parasit, tapi senang karena akhirnya Saya mematahkan keegoisan diri saya untuk membawa Flo sesegera mungkin untuk menemui dokter hewan. Keuangan bisa diganti oleh Allah, yang penting kita berusaha maksimal merawat dan menyayangi mahkluk Allah lainnya. Aamiiin

Saya mempersiapkan dan mensterilkan kembali lingkungan tempat Flo bermain, dokter menyarankan untuk menyemprotkan bayclin dan dikeringkan kerus menerus hingga 3 kali baru setelahnya dicuci kembali menggunakan detergen. FYI, dokter cut ini informatif sekali orangnya, gak pelit informasi dan juga sarannya banyak mengarah ke hemat biaya. Beliau bilang, semua orang mampu memberi makan kucing, tetapi tidak semua mau memelihara dan menjaga kesehatan hewan peliharaannya. Termasuk bertemu dengan dokter hewan.

Saran-saran dari beliau diantaranya, steril tidak perlu pakai streilizer khusus pet yang harganya mehong. Cukup dengan bayclin itu sudah sangat ampuh. Memberikan susu pada kucing untuk memenuhi kebutuhan caseinnya cukup dengan memberikan danc*w batita tidak perlu membeli susu khusus kucing yang mehong. Memberikan vitamin pada kucing, berikan saja vitamin anak-anak balita, itu sama saja. Tidak perlu dikhususkan, termasuk minyak ikan beli saja yang kiloan di apotek tidak perlu yang dbotol kemasan bermerk. sama saja, cuma beda packaging dan beda harga.

Beliau dengan gencar menginformasikan hal ini agar banyak orang-orang yang sadar bahwa menjaga dan menyayangi hewan peliharaan tidak harus mahal . Tetapi gak semua yang beliau sarankan itu murah, untuk vaksin beliau hanya pakai vaksin mahal karena vaksin murah tidak ampuh (katanya) kebetulan saya berbarengan dengan seorang perempuan yang memeriksakan kucingnya usia 4 bulan dan terkena panleukopenia (juga) padahal kucingnya sudah vaksin tricat. wah senjata banget nih ya, mendukung pernyataan beliau bahwa vaksin murah kurang ampuh dan tidak menjamin si kucing bebas panleukopenia. Dan untuk makanan disarankan menggunakan Royal Canin Kitten.

Tibalah saat magrib saya menjemput Flo, ia sudah diberikan obat malam dan disarankan untuk langsung beristirahat. Flo masih seperti biasa nafsu makannya, masih baik. Setelah makan iapun tertidur. Dokter Cut menghubungi saya via whatsapp apakah Flo mau makan, saya jawab masih seperti biasa, nafsu makannya masih baik dan sekarang ia tertidur.

Ia seperti agak trauma, mungkin karena dipaksa minum obat dan dikurung di kandang seharian. Dokter Cut bilang, harus tega demi kesehatannya. Benar saja ketika esokannya saya mempraktekkan pemberian obat pada Flo susahnya bukan main. Flo memberontak dan obat yang berbentuk kapsul gagal masuk kedalam tenggorokan karena lengket dan pecah terkena gigitan Flo. Walhasil kapsulnya keluar lagi dan ia muntah busa berwarna sesuai warna isi obat (kuning dan pink).

Dua kali saya coba masih gagal masuk, hanya sedikit yang bisa masuk hingga akhirnya ia semakin trauma dan saya semakin stress. Malam harinya saya minta bantuan suami untuk melesakkan obat ke mulut Flo sedangkan saya memegang kepala dan mulutnya. Hasilnya sedikit lebih baik, meski masih ada kapsul yang pecah dijalan namun konsentrasi obat yang masuk lebih banyak. Tangan saya juga sukses terluka cakaran dan gigitan flo hingga berdarah.

Hari ketiga, feses Flo masih lembek, pertanda ususnya sudah terkena infeksi dari virus pableukopenia, bukan diare biasa. Flo juga semakin trauma dan tidak begitu bersemangat bermain namun nafsu makannya masih baik. Dokter memberikan obat untuk 4 hari dan harus dihabiiskan, obat tersebut adalah antimual, antibiotik, vitamin, dan obat untuk mata chlamydianya. Sedangkan untuk obat tetes telinga adalah untuk earmitesnya.



Saat ini saya masih memantau Flo karena kondisinya belum membaik, semoga Flo bisa memutus siklus Panleukopenia dirumah dan bisa meyakinkan saya bahwasannya saya tidak menyiksa mereka dan berusaha maksimal mengobati mereka. Nico dan Louis hanya bertahan 10-12 hari dan masa inkubasi virus dalam hitungan jam  - 2 hari. Semoga Flo bisa melewati ini semua, meski tubuhnya sangat mungil, semoga Flo bisa sembuh dan terbebas dari panleukopenia.

7/16/2018 Maafkan baru bisa update, tepatnya per 21 Februari 2018 Flo juga berpulang. Saya sudah lebih terlatih dibandingkan menyaksikan saat-saat terakhir Louis. Flo berpulang dalam kondisi lemah, sangat lemah dari yang sebelumnya sudah berangsur-angsur membaik, namun karena kami keluarga bekerja, pengawasan terhadap Flo berkurang dan kami fikir Flo juga sudah membaik (inilah kesalahan terbesar kami).

Karena pasca panleukopenia, virus itu tidak serta merta hilang dari tubuh si meow, melainkan ada beberapa level inkubasi dan bersifat lebih ganas. Maafkan kami Flo, tenang disana ya nak.

Saat ini kami di hibahkan 2 ekor kucing yang secara fisik agak mirip, dan kami beri nama Jack and Jill. Mereka juga sempat terkena gejala panleukopenia, namun sebelum frekuensi muntah kuningnya semakin sering, kami opname kan di VET selama 14 hari, dengan full infus selama 1 minggu dan tetap minum obat hingga 40 hari totalnya sejak hari pertama di arawat, sebelum terkena panleukopenia juga Jack and Jill sudah di vaksin, sehingga kekebalan tubuhnya lebih baik.

Begitulah kisah anak-anak bulu kami, pelajaran yang kami petik sangat lah berharga untuk kami. Yang pasti, kami akan rutin memberikan vaksin, makanan bergizi, tempat tinggal yang bersih, dan juga kesigapan untuk selalu memonitor kondisi anak-anak bulu, dan kesiapan untuk segera membawa ke Vet dan sedia P3K khusus kucing dirumah.