Monday, January 22, 2018

Nico - Louis - Flo melawan Panleukopenia - Distemper - FVP si Virus Super Jahat

Sebelumnya, saya ceritakan dulu. Saya baru mengadopsi kucing dari seorang breeder di Depok. Saya tinggal di Bekasi dan sehari-hari Saya dan Suami bekerja diluar. Jadi rumah dalam kondisi kosong jika kami pergi kerja.

Tanggal 26 Desember 2017 Saya pertama kalinya mengadopsi Nico, ras Norwegia mix Persia. Usianya 3 bulan saat saya adopsi. Nico sehat, lincah, dan pintar saat kami adopsi. Tipikal kucing yang sangat friendly dengan manusia. Ia sangat dekat dengan anak saya yang masih batita. Bahkan mereka tidur bersama dalam satu kasur. Hahaha



Di hari ke-10 saya adopsi Nico, ia mulai menunjukkan gejala aneh. Pada saat itu masih hari kerja, hari kamis saya ingat. Sepulang kerja saya memukan feses lembek dilantai dengan beberapa spot cairan agak lengket dan berbuih. Saat itu saya tidak paham kenapa Nico poo sembarangan. Akhirnya saya masukkan Nico ke kandang sembari membersihkan lantai, barulah ia menunjukkan darimana asal buih itu. Ternyata dia muntah, tenggorokannya seperti tercekat untuk berusaha mengeluarkan isinya.

Saya googling informasi alasan kucing muntah berbuih, dari artikel yang saya baca salah satunya menybutkan bahwa kucing keracunan. Ah saya ingat, ia menjilati air jatuhan saya saat mengangkat cucian pakaian untuk dikeringkan di mesin cuci, juga 2 hari sebelumnya saya sempat menyemprotkan baygon di dapur yang terletak bersebelahan dengan saya meletakkan kandang. Mungkin Nico keracunan bahan kimia.

Saya bersihkan semua tempat makan, minum, kandang, serta area bermainnya. Ia banyak minum dan lesu, nafsu makannya juga berkurang drastis dengan tetap terus muntah dan pupnya semakin lembek dan terakhir cair. Hal itu terus berlangsung selama dua hari, dan pada hari ketiga dipagi hari ia bertingkah aneh dengan ditemukan tetangga saya mandi dengan air buangan dari mesin cuci. Ia semakin lemah, dan hanya selang beberapa menit sebelum saya membawanya ke dokter hewan, Nico pergi. Dia hilang, entah dibawa orang atau memang pergi meninggalkan saya.

Sehari, Dua hari, Tiga hari, Saya terus mencari namun Nico tidak kembali. Saya hanya berharap seseorang yang menemukannya adalah orang yang sayang padanya karena Nico dalam keadaan sakit pada saat itu. Hari - hari Saya dan keluarga bersama Nico hanya 12 hari, dengan 3 hari terakhir ia dalam keadaan tidak fit dan sakit. Sungguh waktu yang begitu singkat.

Tanggal 10 Januari 2018 saya kembali mengadopsi kucing dari breeder yang sama dan ras yang sama serta usia yang sama. Hanya berbeda warna bulu dengan Nico. Saya memberinya nama Louis. Louis lebih banyak dapat sifat norwegianya dibanding Nico. Ia suka memanjat, bahkan atap kandang pun ia panjat. Super aktif dan aktraktif. Louis sangat aktif, ah seandainya Nico masih disini pasti ia senang punya teman yang super aktif. Jadi ia gak kesepian saat kami tinggal kerja.


Louis sangat sehat dan baik-baik saja ketika datang dirumah kami, terlebih dia sangat senang ketika tanggal 14 Januari 2018 kemarin saya adopsi Flo dengan ras full persia. Sengaja, biar Louis ada temannya dan gak kesepian seperti waktu Nico yang kami tinggal kerja sehari-hari. Flo baru berusia 8 minggu ketika kami adopsi, masih sangat kecil dan seharusnya masih menyusu pada induknya. Bahkan ia belum bisa poo/pee di litter box, jadi dalam beberapa hari kami harus berkali-kali mengepel lantai untuk membersihkan urine dan fesesnya dilantai. Breedernya kurang terbuka pada kami, ternyata ia masih sangat kecil dan kondisi bulunya juga tidak sebaik Nico dan Louis. Tapi kami tetap mengadopsinya, kami menganggap menyelamatkan Flo dari breeder yang kurang bertanggung jawab.


Louis dan Flo selalu menyambut kami dengan naik ke kusen jendela ketika kami pulang, entah ia mengenali bau kami atau ia mendengar langkah kami atau suara kami membuka kunci pintu. Sangat lucu, menggemaskan. Oh iya, baik Nico, Louis, dan Flo belum ada yang kami vaksin karena kami berfikir agar mereka beradaptasi dulu dirumah kami baru ketika benar-benar fit kami bawa mereka ke vet untuk di vaksin.

18 Januari 2018 kebetulan saya mengambil cuti karena ada urusan keluarga, Alhamdulillahnya bisa cepat selesai setelah jam makan siang dan segera kembali kerumah kebetulan suami dan anak saya juga sedang dirumah jadi bisa quality time.

Tetapi alangkah sedihnya ketika itu kami menemukan Louis muntah cairan berwarna kuning dan berbuih sama persis seperti Nico. Ia duduk dalam kondisi sedeku (kaki depan dilipat kedalam). Ia juga melakukan kebiasaan aneh yaitu pee sembarangan seperti Flo. Saat itu kami masih mengasumsusikan bahwa itu adalah efek keracunan bahan kimia. Saat itu kondisi keuangan sedang tidak baik karena dalam kurun waktu berdekatan kami mengadopsi 3 kucing, sehingga kami tunda memeriksakan Louis ke dokter hewan.

Kami coba grooming dia dengan harapan kasih sayang kami tersalurkan padanya, agar ia semangat untuk menjadi lebih baik. Ia masih muntah berbuah warna kuning dan pup benar-benar air dan berwarna pink seperti tercampur darah. Akhirnya Saya berikan minyak telon di perutnya ketika malam hari sebelum tidur, ia bangun dan berlari menuju jendela, ia juga loncat ke kusen jendela setelah mencoba 3x namun gagal dan akhirnya saya bantu menaikkan ia ke kusen jendela. Ah senangnya, mungkin ia semangat untuk beraktifitas lagi hanya saja ia masih lemah jadi ia tidak kuat naik ke kusen.

Hari semakin malam, ketika hampir jam 1 dinihari Saya memasukkan Louis dan Flo ke kandang kemudian mematikan lampu, dengan harapan mereka beristirahat. Saya masih mendengar ia terus mengeong bahkan tak jarang mencoba mendobrak kandang. Hiks, kasihan. Tapi ia dan kami perlu istirahat untuk hari esok. Saya sempatkan juga untuk shalat malam dan tilawah dikamar samping ruangan kandang mereka. Saya benar-benar berharap Louis bisa menemani kami lebih lama.

Pagi harinya tepat ketika adzan Subuh saya bangun, Saya melihat Flo yang kelaparan (seperti biasanya) bangun tidur ia akan makan dengan lahapnya, sedangkan Louis tertidur di litter box. Saya coba ketuk kandang, Flo langsung menengok dan berharap dikeluarkan dari kandang, sedangkan Louis tetap tertidur di Litter box. Saya tinggalkan mereka untuk beribadah Sholat subuh terlebih dahulu, seraya berdoa untuk kesehatan Louis dan Flo.

Setelah sholat saya kembali menuju kandang dan membuka pintu, Flo langsung berlari  keluar dan saya coba bangunkan Louis. Betapa terkejutnya Saya ternyata Louis sudah terbujur kaku didalam litter box dan sudah ada beberapa semut mengerubungi matanya. Saya bergegas memberitahu suami saya, dan iapun bercerita bahwa dinihari ketika saya sudah tertidur ia mengeong semakin lemah namun berusaha mendobrak kandang semakin kencang. Louis berpulang di hari Jum'at, 19 Januari 2018. Tidak sampai 24 jam sejak kami temukan gejalanya, ia telah tiada.


Saya dan suami berasumsi Nico dan Louis memang mau pergi meninggalkan kami sebelum akhirnya mereka meninggalkan dunia ini. Itulah mengapa Nico pergi menghilang entah kemana, dan Louis berusaha lompat keluar melalui jendela dan berusaha keras mendobrak kandang untuk dapat keluar. Suami yang sebelumnya sudah lebih berpengalaman memiliki kucing peliharaan sudah pernah ditinggalkan seperti itu ketika kucingnya sudah tua. Ia pergi meninggalkan pemiliknya sebelum meninggal.

Saya kuburkan Louis di tanah kosong didekat rumah pagi-pagi sekali tidak lama setelah saya menemukan ia sudah tiada. Saya tetap berangkat kerja dengan hati yang campur aduk, saya mual dan kepala saya pusing. Saya tidak menyangka bahwa Louis juga akan meninggalkan saya secepat itu. Hanya dalam 10 hari kebersamaan kami, dengan hanya beberapa jam saja kami temukan ia sakit.

Didalam perjalanan menuju kantor, suami mengabari saya via whatsapp bahwa mungkin Nico dan Louis terkena Panleukopenia beserta artikel-artikel pendukungnya, virus yang sangat sangat sangat mengerikan dan berbahaya yang dapat mengakibatkan kematian dalam waktu begitu cepat. Saya pun googling sesegera mungkin sebanyak-banyaknya informasi mengenai panleukopenia pada kucing. Astagfirullahaladzim, benar semua gejala yang ditunjukan Nico dan Louis mengarah pada Panleukopenia.

Panleukopenia adalah virus yang menyerang usus kucing, sangat mudah menular (pada sesama kucing, tidak ke manusia) melalui udara, feses, urine, dan vomit. Karena yang diserang adalah usus sehingga gejala yang ditimbulkan utamanya pada pencernaan dan menyebabkan nafsu makan menurun bahkan idak mau makan sama sekali. Jadi kalau kucing peliharaan kita menunjukkan gejala ;

1. Lesu dan tidak semangat bahkan tidak mau bermain
2. Nafsu makan menurun bahkan tidak mau makan sama sekali.
3. Tidak mau minum atau bahkan banyak minum tetapi tidak mau makan (efek rasa dehidrasi)
4. Duduk dalam kondisi kaki tidak ditekuk kedepan melainkan ditekuk kedalam (menahan rasa sakit dalam tubuhnya)
5. Bertingkah laku aneh, seperti menyukai tempat-tempat dingin bahkan tidak sensitif ketika terkena air. Juga poo/pee/muntah disembarang tempat karena tidak lagi dapat menahan hasratnya sebelum sampai di litter box.
6. Muntah dan fesesnya lembek bahkan cair dan dalam kondisi kritis fesesnya bercampur dengan darah, tanda ususnya sudah benar-benar rusak. Feses biasanya sangat berbau dengan bau yang beda dengan biasanya (saat sehat)
7. Demam atau suhu tubuh dibawah normal, cara mudahnya pegang kepala kucing dengan mengatupkan kedua telinganya jika terasa panas ia dalam kondisi demam taau periksakan menggunakan termometer lebih akurat.
8. Nafas terasa bau busuk karena ada sariawan dalam mulutnya akibat dari kurangnya asupan makanan dan air.

Segera periksakanlah kucingmu ke dokter hewan, jangan pernah menundanya, semakin cepat ditangani akan semakin baik dan harapan untuk sembuh semakin besar. Percaya dirilah, meski di banyak artikel kesempatan penderita panleukopenia untuk sembuh hanya 10 sampai 25% atau dengan kata lain lebih dari 75% nya berujung pada kematian.

Pada saat saya menemukan fakta-fakta panelukopenia. Saat itu juga saya mencari informasi veterinary terdekat dari rumah di Bekasi. Saya menemukan informasi mengenai Drh. Cut Nurmaini yang membuka praktek veterinary berjarak 1 Km dari rumah saya. Review tentang beliau juga semuanya positif. Saya langsung menhubungi beliau via whatsapp, bersyukur ia buka praktek hingga jam 8 malam sehingga memungkinkan saya untuk bekerja terlebih dahulu dan pulangnya baru membawa Flo untuk diperiksakan atau di vaksin.

Berikut kontak dokter Cut :
Drh Cut Nurmaini  
Address: Jalan Gabus1 No 13 Perumnas 2, Kayuringin Jaya, Bekasi Sel., Kota Bks, Jawa Barat 17144
Hours: Open · 10AM–9PM
Phone: 0813-9930-2472

Jam 19.00 saya sudah sampai dirumah, saya hubungi kembali dokter Cut untuk menanyakan apakah beliau masih di klini, namun ternyata beliau ada urgent oncall sehingga baru saja meninggalkan klinik. Ah sedih, namun yasudah toh beliau informasikan untuk besok pagi-pagi langsung bawa Flo untuk diperiksa oleh beliau.

20 Januari 2018, Flo diperiksa oleh dokter Cut. Flo tidak dapat divaksin karena kondisi tubuhnya tidak fit, dan kemungkinan besar sudah terjangkit panleukopenia karena satu kandang , dan berbagi tempat makan juga minum dengan Louis. Terlebih ia masih sangat bayi, dan sangat rentan terjangkit virus karena daya tahan tubuhnya kurang baik. Flo di vonis panleukopenia, chlamydia mata, dan juga ear mites. Lengkap sudah !

Karena suhu badan flo dibawah rata-rata yaitu 37 C, sedangkan suhu normal pada kucing adalah 38-39 C. Flo dimasukkan kedalam kandang dan dihangatkan dengan bohlam kuning 60 watt. Dokter bilang nanti dirumah juga diaplikasikan seperti itu dan harus bohlam kuning 60 watt karena jika yang lain tidak akan efektif.

Dokter memberikan obat minum pertama dan menunjukkan saya cara memasukkan obat ke mulut flo. Duh kebayang sulitnya, karena flo masih sangat kecil, rongga mulutnya masih sangat kecil. Dokter menyarankan Saya untuk pulang dan kembali ke klinik setelah sholat magrib. Flo harus dirawat dulu di klinik karena ada 4 obat yang harus dikonsumsi dan jarak antar obatnya adalah 40 menit. Saya pulang dengan rasa galau, antara harus sedih atau senang.

Sedih karena Flo begitu banyak terjangkit virus dan parasit, tapi senang karena akhirnya Saya mematahkan keegoisan diri saya untuk membawa Flo sesegera mungkin untuk menemui dokter hewan. Keuangan bisa diganti oleh Allah, yang penting kita berusaha maksimal merawat dan menyayangi mahkluk Allah lainnya. Aamiiin

Saya mempersiapkan dan mensterilkan kembali lingkungan tempat Flo bermain, dokter menyarankan untuk menyemprotkan bayclin dan dikeringkan kerus menerus hingga 3 kali baru setelahnya dicuci kembali menggunakan detergen. FYI, dokter cut ini informatif sekali orangnya, gak pelit informasi dan juga sarannya banyak mengarah ke hemat biaya. Beliau bilang, semua orang mampu memberi makan kucing, tetapi tidak semua mau memelihara dan menjaga kesehatan hewan peliharaannya. Termasuk bertemu dengan dokter hewan.

Saran-saran dari beliau diantaranya, steril tidak perlu pakai streilizer khusus pet yang harganya mehong. Cukup dengan bayclin itu sudah sangat ampuh. Memberikan susu pada kucing untuk memenuhi kebutuhan caseinnya cukup dengan memberikan danc*w batita tidak perlu membeli susu khusus kucing yang mehong. Memberikan vitamin pada kucing, berikan saja vitamin anak-anak balita, itu sama saja. Tidak perlu dikhususkan, termasuk minyak ikan beli saja yang kiloan di apotek tidak perlu yang dbotol kemasan bermerk. sama saja, cuma beda packaging dan beda harga.

Beliau dengan gencar menginformasikan hal ini agar banyak orang-orang yang sadar bahwa menjaga dan menyayangi hewan peliharaan tidak harus mahal . Tetapi gak semua yang beliau sarankan itu murah, untuk vaksin beliau hanya pakai vaksin mahal karena vaksin murah tidak ampuh (katanya) kebetulan saya berbarengan dengan seorang perempuan yang memeriksakan kucingnya usia 4 bulan dan terkena panleukopenia (juga) padahal kucingnya sudah vaksin tricat. wah senjata banget nih ya, mendukung pernyataan beliau bahwa vaksin murah kurang ampuh dan tidak menjamin si kucing bebas panleukopenia. Dan untuk makanan disarankan menggunakan Royal Canin Kitten.

Tibalah saat magrib saya menjemput Flo, ia sudah diberikan obat malam dan disarankan untuk langsung beristirahat. Flo masih seperti biasa nafsu makannya, masih baik. Setelah makan iapun tertidur. Dokter Cut menghubungi saya via whatsapp apakah Flo mau makan, saya jawab masih seperti biasa, nafsu makannya masih baik dan sekarang ia tertidur.

Ia seperti agak trauma, mungkin karena dipaksa minum obat dan dikurung di kandang seharian. Dokter Cut bilang, harus tega demi kesehatannya. Benar saja ketika esokannya saya mempraktekkan pemberian obat pada Flo susahnya bukan main. Flo memberontak dan obat yang berbentuk kapsul gagal masuk kedalam tenggorokan karena lengket dan pecah terkena gigitan Flo. Walhasil kapsulnya keluar lagi dan ia muntah busa berwarna sesuai warna isi obat (kuning dan pink).

Dua kali saya coba masih gagal masuk, hanya sedikit yang bisa masuk hingga akhirnya ia semakin trauma dan saya semakin stress. Malam harinya saya minta bantuan suami untuk melesakkan obat ke mulut Flo sedangkan saya memegang kepala dan mulutnya. Hasilnya sedikit lebih baik, meski masih ada kapsul yang pecah dijalan namun konsentrasi obat yang masuk lebih banyak. Tangan saya juga sukses terluka cakaran dan gigitan flo hingga berdarah.

Hari ketiga, feses Flo masih lembek, pertanda ususnya sudah terkena infeksi dari virus pableukopenia, bukan diare biasa. Flo juga semakin trauma dan tidak begitu bersemangat bermain namun nafsu makannya masih baik. Dokter memberikan obat untuk 4 hari dan harus dihabiiskan, obat tersebut adalah antimual, antibiotik, vitamin, dan obat untuk mata chlamydianya. Sedangkan untuk obat tetes telinga adalah untuk earmitesnya.



Saat ini saya masih memantau Flo karena kondisinya belum membaik, semoga Flo bisa memutus siklus Panleukopenia dirumah dan bisa meyakinkan saya bahwasannya saya tidak menyiksa mereka dan berusaha maksimal mengobati mereka. Nico dan Louis hanya bertahan 10-12 hari dan masa inkubasi virus dalam hitungan jam  - 2 hari. Semoga Flo bisa melewati ini semua, meski tubuhnya sangat mungil, semoga Flo bisa sembuh dan terbebas dari panleukopenia.

7/16/2018 Maafkan baru bisa update, tepatnya per 21 Februari 2018 Flo juga berpulang. Saya sudah lebih terlatih dibandingkan menyaksikan saat-saat terakhir Louis. Flo berpulang dalam kondisi lemah, sangat lemah dari yang sebelumnya sudah berangsur-angsur membaik, namun karena kami keluarga bekerja, pengawasan terhadap Flo berkurang dan kami fikir Flo juga sudah membaik (inilah kesalahan terbesar kami).

Karena pasca panleukopenia, virus itu tidak serta merta hilang dari tubuh si meow, melainkan ada beberapa level inkubasi dan bersifat lebih ganas. Maafkan kami Flo, tenang disana ya nak.

Saat ini kami di hibahkan 2 ekor kucing yang secara fisik agak mirip, dan kami beri nama Jack and Jill. Mereka juga sempat terkena gejala panleukopenia, namun sebelum frekuensi muntah kuningnya semakin sering, kami opname kan di VET selama 14 hari, dengan full infus selama 1 minggu dan tetap minum obat hingga 40 hari totalnya sejak hari pertama di arawat, sebelum terkena panleukopenia juga Jack and Jill sudah di vaksin, sehingga kekebalan tubuhnya lebih baik.

Begitulah kisah anak-anak bulu kami, pelajaran yang kami petik sangat lah berharga untuk kami. Yang pasti, kami akan rutin memberikan vaksin, makanan bergizi, tempat tinggal yang bersih, dan juga kesigapan untuk selalu memonitor kondisi anak-anak bulu, dan kesiapan untuk segera membawa ke Vet dan sedia P3K khusus kucing dirumah.

No comments:

Post a Comment