Monday, October 20, 2014

Ciremai, no need feel newbie for Hiking

Yay
No need, sama sekali no need ngerasa kalo lo newbie saat hiking.  Karena modal gw cuma percaya bahwa gw bisa, dengan kata lain modal gw hanya tekad guys dan sampailah gw di Puncak tertinggi Jawa Barat. Ciremai 3078 mdpl

Apa rasanya ? Bahagia udah pasti, merasa kebesaran Allah ga akan pernah bisa lo ragukan walau seujung kuku. Merasa rendah dan kecil, begitulah seharusnya manusia - ga ada suatu hal apapun yang berhak membuat lo jadi sombong.

Perjalanan dimulai hari jumat malem, gw, mega dan ketiga senior gw (yang menurut gw udah experd soal gunung) kumpul dirumah ka Eko selepas Magrib. Kita disuguhkan makanan oleh Ibunya ka eko dan setelah Isya bersama kita starting jalan ke jalan raya untuk mencari angkot ke terminal kali deres. Ga perlu waktu lama, kita mendapatkan angkot tersebut dan cuma butuh sekitar 20 menit sudah sampai di terminal dan langsung cari Bus Kalideres - Cirebon. Cukup lama juga nunggu di terminal, sekitar 1 jam karena kita bener bener nunggu bus yang super ekonomis alias ga ada ACnya. Hahaha
Bus yang akan mengantar kita berwarna kuning dengan susunan kursi 3-2 , dan berhasil membawa kita ke terminal Cirebon sekitar jam 4 pagi. Kita bersiap untuk solat subuh dan dilanjut cari angkot untuk menuju palutungan. Setelah deal dengan harga 30rb angkot tersebut mengantar kita berlima sampai pos pertama yaitu palutungan dengan durasi waktu sekitar 45 menit.

Ka Eko as a leader of team mengurus administrasinya ke pos, sedangkan yang lain bebersih di warung si Ibuk. Warung yang menyediakan makanan ini udah biasa banget jadi tempat singgahnya para pendaki jadi di warung tersebut punya kamar mandi yang super besaaar dan ga hanya satu. Hehe, si empunya warung pun hanya mematok tarif 4rb rupiah utk kita bebersih mandi dan sebagainya. As additional information, kala itu gw halangan hari pertama. Amazing banget kan yaaaah sodara sodaraaaaah... sebenernya gw agak takut melanjutkan pendakian, tapi tekad gw terlalu kuat untuk memukul mundur gw.

Setelah beres admistrasi, ganti kostum, dan makan.. Perjalanan pendakian dari pos pertama Palutungan (ini baru sekitar 800 mdpl) pun dimulai sekitar jam 9.00 (kita agak santai karena tujuan kita bukan summit attack atau semacamnya layaknya para pendaki) we just for fun dengan tetap mengedepankan ibadah dan sopan santun bertamu khususnya bertamu pada salah satu kekayaan Alam ciptaan Allah SWT. Sebenernya ada 3 jalur yang bisa dilewati untuk bisa sampai di puncak gunung Ciremai dimulai dari yang paling landai yaitu Palutungan, Apuy, dan Linggarjati. Dan kita pilih palutungan jalur yang paling landai walaupun efeknya jadi semakin lama, balik lagi we do not need summit attack we just hike for fun.

Gunung Ciremai itu indah banget, fyi aja gw newbie dan gw belum latihan fisik sama sekali tapiii gw amat sangat menikmati keindahan ciptaan Allah ini. Masya Allah, luar biasa megahnya dan luar biasa indahnya... vegetasinya bagus, perairannya bagus and I just enjoy. Trust me, I just enjoy.. capek ? Banget. Tapi juga seneng, seimbang kok dengan tenaga yang di keluarkan.. 

Pos - pos yang akan dilewati diantaranya adalah Cigugur, Cigowong, Pangguyangan Badak,  Kuta, Arban, Tanjakan asoy, Pesanggrahan, Sanghyang Ropoh, Simpang Apuy, Goa Walet, dan di tengah jalan lo akan bertemu sungai di pegunungan men (ini di pos di Cigowong). Gw dan rombongan memutuskan untuk beristirahat solat dzuhur dan masak masak keceh.. haha, karena ketiga senior ini sudah experd dalam dunia pergunungan, jadi aja gw dan mega yang perempuan malah istirahat aja dan sebenernya kita juga ga diperkenankan membawa barang apapun karena carrier dibagi menjadi 3 yaitu logistic, pakaian dan perabotan dan senior senior bertiga itulah yang membawa. Sedangkan gw cuma bawa kantong cemilan dan mega bawa tas kecil berisi p3k. Karena perempuan cenderung mudah capek dan kita berdua pun baru pertama kalinya naik gunung.

Setelah makan kita melanjutkan perjalanan, dan sebuah peristiwa menggemparkan adalah sekitar menjelang jam 5 saat oksigen mulai menipis, ka eko as a leader tiba tiba kram dan pingsan.  Astagfirullah,  menciut lah nyali gw seketika. Panik ? Iya banget. Dengan badannya yang terlihat paling ideal as pendaki bisa pingsan, setelah sadar ka eko mengakui kehabisan nafas karena dia belum berhasil berhenti merokok dan ga ada latihan fisik sebelumnya. Sempet ragu untuk melanjutkan pendakian, gw dan mega pun sudah down melihat kejadian tadi. Akhirnya di putuskan untuk ngedoom ditanah yang cukup landai karena hari mulai gelap. Ini baru duapertiga perjalanan, perjalanan masih jauh banget.

Para senior mulai membuat doom, sedangkan gw dan mega memasak untuk makan dan sekedar menghangatkan diri. Oia kita masak ga pakai parafin tapi pakai gas, dengan pertimbangan lebih cepat matang dan lebih murah. Selepas magrib dengan terlebih dahulu teman teman yang solat menunaikan kewajibannya, kita semua sudah terlelap. Capek banget memang. Tapi gw ga bisa bener bener terlelap karena posisi tidur gw di pojok dan aaaaaak ada babi hutan di luar tenda yang gw berasa banget dia ngendus ngendus dan kaya ngegali gali tanah gitu. Terlebih gw makin parno karena gw sedang halangan. Khawatir banget dia atau hewan lain yang nyium bau darah dan aaaah sudahlah, terlalu mengerikan untuk dibayangkan.

Keesokan paginya badan udah jauh lebih seger dan tenda kita tinggalkan berdiri (gw sempet agak bingung, kok ditinggalin sih) tapi mereka percaya sesama pendaki gunung ga akan merusak. Jadi yang kita bawa sampai ke puncak hanya logistik, obat, dan barang - barang berharga. Ga butuh waktu lama kita sampai di goa walet, di sini banyak doom karena disini adalah tempat paling landai dan disini adalah center of rescue kalo terjadi sesuatu seperti badai angin atau semacamnya. Fyi aja, sebelum kita sampai di goa walet memang perjalanan sempat terhenti karena badai angin, suaranya menderu deru ngeri banget seakan siap menerkam dan menggulung kita semua sampai gatau dimana gitu. Makanya kita harus berhenti dan menunggu sampai badainya berlalu. Oke balik lagi ke goa walet, kita isi air minum dan heeei ini hawanya mistik banget. Beneran deh, yang berani ambil air pun cuma gw bertiga dan dua yang lain hanya tunggu diluar.



Setelah cukup isi dirigen dengan air dan cukup minum,  kira lanjutin perjalanan ke puncak.  Vegetasi mulai berkurang,  conture tanah mulai berubah jadi bebatuan, hawanya panas dan kering cuma rerumputan dan edelweis yang terlihat tumbuh.  Mega pun tumbang, ga sanggup melanjutkan perjalanan dan dia mengijinkan kita ngelanjutin aja sampai puncak, gw udah coba semangatin tapi gak mempan. Akhirnya gw muncak bertiga karena satu senior gw harus menemani mega.
Sampai di puncak sekitar jam 2 atau 3, kita langsung gelar perabotan masak dan makan puas2in karena akhirnya kita sampai di puncak. Dan yang buat gw terharu adalah sekitar 1 jam berselang, mega dateng. Mega sampai di puncak.  Ini lah tujuan kitaaaah,  mendaki bareng dan ke puncak bareng bareng. Sumpah haru biru banget sama perjuangannya mega karena dia punya asma tapi tekadnya kuat banget.

Ga lama kita di puncak, badai kembali melanda. Jadi setelah cukup berfoto kita memutuskan untuk turun dan kembali ke tenda. Istirahat kembali lalu paginya turun dengan diguyur hujan. Hahaha seru banget, serasa petualangan Sherina kaya get kotor2an gitu dan beberapa kali kepleset dengan gw sebagai rekor kepleset paling banyak karen gw pake sendal iya sendal *besok beli sendal atau sepatu gunung yang lebih savety ya cik* dan yang paling iyuck adalah. Gw masih halangan dan gw kepleset kotor dan gw lagi halangan. Waaaks rasanya ingin cepat sampai di warung si Ibuk dan bebersih lalu salin.

Perjalanan turun hanya memakan waktu sekitar 7 jam dan kita langsung bebersih salin dan makan di warung si ibuk lalu dilanjutkan ngojek yang si kang ojeknya ga mau rugi banget. Ga nyalain mesin dong diaaaaa, karena perjalanannnya emang cuma kaya meluncur kebawah gitu ga perlu nyalain mesin motor, hahaha... kita naik ojek sampai kalan besar dimana jalan itu dilewati bus kuningan jakarta. Setelah nunggu beberapa waktu kita langsung naik bus itu dan hanya tidur sepanjang perjalanan, ga peduli sama seluruh mata yabg memandangi kita yang dekil ini karena baru turun gunung.  Gw cuma mau istirahat. Titik

The point pada saat naik gunung adalah,
- ibadah ga boleh tertinggal dan jgn putus berdoa
-  ga boleh sombong
- bulatkan tekad
- apapun yang terjadi tetap harus bersama

*cikna*

No comments:

Post a Comment